Kenapa font gue pake
“Chiller” dan “Bold”? Biar nyeremin? Biar keren? Biar diajak balikan mantan?
Jawabannya nggak, hal ini berkenaan dengan apa yang akan gue bahas, sedikit berbau
agak nyeremin bagi seekor mahasiswa. Oke, kali ini gue akan membahas mengenai “TUGAS”.
Hal yang dibenci dari mahasiswa adalah adanya tugas, kenapa? Karena tugas
memberikan efek yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup dalam berbangsa dan
bernegara, tapi ini terkesan terlalu alay. Sebenernya, secara substansial tugas
merupakan salah satu penghambat mahasiswa dalam melaksanakan hobi ataupun
kegiatan kesehariannya yang lebih penting, seperti ngopi, bermain basket di
depan gedung rektorat ataupun kencan dengan mantan dan gebetan (jangan
ditiru, adegan berbahaya).
Sebagai
mahasiswa yang baik, tidak sombong, rajin menabung dan jomblo, gue
selalu berpikiran kenapa sih tugas diberikan pada mahasiswa yang nggemesin kek mantan
gue, oke fokus. Kenapa sih tugas diberikan kepada mahasiswa? Apa alasan dosen
membebankan mahasiswa dengan tugas yang begitu menumpuknya. Padahal kami
sebagai mahasiswa sudah mempunyai beban yang cukup banyak dan menderita.
Lo
bayangin aja, gue semester ini menempuh sekitar 11 mata kuliah, dan berarti gue
akan mendapatkan tugas dari setiap mata kuliah yang akan gue tempuh. Yang
berarti semester ini gue habisin untuk TUGAASSSS, TUGAAAASSS dan
TUGAAASSSS..... Romantis sekali pemirsah. Tapi, gue gabakal nyerah karena
melihat usaha orang tua gue yang selama ini memeras keringat demi bisa
nguliahin gue. Iya, gue dilahirin dari keluarga yang sederhana yang seharusnya
menuntut gue untuk usaha lebih giat lagi demi menggapai cita-cita yang gue
pengenin. Meskipun membutuhkan perjuangan yang gak gampang, gue yakin dari
usaha dan berdoa tidak ada yang namanya sia-sia.
Gue
kadang prihatin dengan mereka-mereka yang belum mencoba tapi sudah putus asa,
apalagi cuman ngeluh cuman gara-gara kesulitan dalam mengerjakan tugas. Padahal
diluar sana masih banyak mereka-mereka yang ingin kuliah tapi terkendala banyak
hal yang mengharuskan mereka menunda keinginan mereka untuk kuliah, ataupun
tidak bisa berkuliah sama sekali. Ini ironi yang sangat mengenaskan menurut
gue, disaat ada yang berkeinginan dan mempunyai kemauan tinggi dalam mengecap
bangku perkuliahan malah tidak bisa berkuliah, eh yang punya kesempatan bisa
berkuliah malah gak bersyukur sama sekali.
Sekarang
gue nanya, hal apa yang sudah kalian tempuh hingga menyebabkan kalian mengeluh
sedemikian rupa? Wahai anakku yang baik hatinya, gesrek ingatannya. Padahal
jika gue compare dengan mereka-mereka yang sudah sukses, mereka gak pernah tuh
ngeluh-ngeluh masalah kehidupan mereka. Padahal karya mereka sudah banyak. Lah
elu? ngehasilin karya kagak, eh sambat iya, kan kampret.
Oke,
back to topic....
Tugas
demi tugas gue kerjain, pelan, sabar, sempet mecahin gelas ketika frustasi, dan
akhirnya selesai!! Gue tergolong orang yang tidak terlalu suka memaksakan diri.
Jadi setiap hari gue usahain nyicil tugas, sedikit demi sedikit, nggak langsung
sehari selesai. Entah kenapa gue lebih suka nugas tiap hari tapi dikit demi
sedikit dari pada sehari langsung selesai. Mungkin menurut gue begitu lebih
efektif gitu, meski kadang gue lebih banyak malesnya daripada nugasnya
ehehehe..
Terkadang
gue malah lebih suka tugas dikerjakan bareng meskipun tugas tersebut emang di
berikan untuk individu. Percayalah nugas bareng sensasinya lebih wow meskipun
waktu pengerjaannya akan bertambah karena banyak becandanya daripada nugasnya,
intinya yang penting selesai kan? Hahaha... Sebenernya menurut gue emang lebih
banyak positifnya sih nugas bareng daripada negatifnya. Semisal lo nggak bisa,
lo bisa sharing dengan temen lo tentang apa-apa yang lo nggak bisa di tugas
tersebut, atau lo bisa sharing tentang kehidupan asmara lo, gebetan, pacar, dan
man*an (ini lebih baik jika nggak disebut).
Selain
lo bisa sharing, lo sebenernya juga bisa nyalin catetan yang waktu pelajaran
nggak nyatet ke temen lo. Kadang ketika posisi duduk lo di tengah atau
dibelakang, dosen didepan menerangkan materinya dengan bahasa kalbu ataupun
suaranya yang gak bisa ke detect oleh indera pendengar kita, nah itu lo waktu
nugas bareng jadiin wahana yang bermanfaat untuk diri lo.
Dilain
sisi nugas bareng kadang juga menimbulkan keemosian, keletihan, kenyamanan,
kesempurnaan cinta~... oke fokus. Dilain hal, nugas bareng pastinya juga ada
sisi ke bangke annya sendiri. Kadang pas lo serius-seriusnya nugas, malah ada
temen lo yang ngehidupin lagu korea, ataupun lihat film korea yang berakhir
dengan cuma nyalin tugas kita yang selesai. “Anu bro, tugasnya udah belom?”.
“Sudah bro, tapi nikahnya yang belom...”
So,
kerjakanlah tugas lo dengan senyaman-nyamannya. Entah itu dengan ngerjakan
sendiri ataupun bersama temen-temen lo. Sebenernya tidak ada larangan nugas
dengan ngelakuin kegiatan lo, mungkin kah ngerjakan tugas sambil ngopi bayarnya
nanti nambah?. Berani lah keluar dari zona nyaman lo, Kalo lo jadi mahasiswa
yang pengen nyantai-nyantai aja gakpapa juga si, tapi jangan nyesek kalo temen
lo udah pake baju toga dan lo masih terperangkap dalam jurang kenyamanan lo.
Sesekali
lo boleh ngerefresh otak main-main sama temen lo, ngopi bareng, nonton bareng,
ataupun kencan bareng, tapi ingat dengan tugas serta kewajiban lo sebagai
mahasiswa. Gue yakin setiap mahasiswa berpamitan dengan orang tua nya ke tempat
perantauan dengan izin “Kuliah”, dan kewajiban anak kuliahan adalah belajar, dan
mengerjakan tugas adalah bagian dari belajar.
Sekarang
gue sadar, kenapa setiap guru ataupun dosen memberikan tugas bagi siswa ataupun
mahasiswanya. Bukan semata-mata sebagai tolak ukur kemampuan kita atau hanya
sebagai bumbu untuk penilaian, tapi ada misi terselubung bagi mereka, yaitu
membaca. Yah, membaca adalah hal yang sangat penting, kadang tanpa adanya tugas
kita sangat alergi dengan yang namanya “membaca”.
Wallhumuafiq
ilaa aquamittoriq
Biarpun
munafiq, tetapi tetap menariq.
Sekian,
terimakasih.